due to the presence
my life to feel at ease
peace
singing songs of love
that we nurture joint
making the world feel beautiful
INGIN KU PERSEMBAHKAN SEBUAH KARYA BAGI DUNIA
Seseorang berhak mencintai atau dicintai, sebuah pilihan yang terkadang sulit untuk diwujudkan menjadi sebuah kenyataan dan harus membutuhkan perjuangan juga pengorbanan untuk mewujudkannya. Tapi tak menutup kemungkinan menjadi sebuah kenangan indah atau menyakitkan.
Itulah hidup, hidup dengan pilihan. Pilihanku mencintai Yusra dan berusaha untuk mendapatkan cintanya, ia begitu anggun dalam pandanganku, sempurna dalam setiap gerakkannya, Perkataannya tiada menyakitkan, lembut. Seorang wanita yang menawan.
Aku tak bisa memalingkan wajah ini untuk mengagumi dirinya bilamana ia datang. Mungkin ia merasa risih, tapi entahlah. Aku begitu kagum.
”Ira merasa ada yang selalu memperhatikan. Ira merasa takut kak?”
”Kakak anggap itu wajar, ira wanita yang sangat berbeda dari yang lain. Ira manis. Ketika Ira datang di kampus ini, kakak jadi kenal dengan busana muslimah yang sesuai syariah, sejuk mata memandangnya. Di lain pihak lihatlah, .. wanita tanpa jilbab, baju ketat, pendek, menarik perhatian dengan memamerkan tubuh. Walau sebagian ada yang berjilbab tapi banyak yang tidak sesuai. Mereka tak mau disentuh tapi membuat pria ingin menyentuh walau hanya dengan pikiran”
”Ira bersyukur, Kakak mau berubah menjadi lebih baik, tapi dalam hal ini Ira belum tau mana yang terbaik, Ira takut ..!” Ira diam. Eva lawan bicaranya sedikit bingung, apakah yang sebenarnya ditakutkan Yusra. Fitnah, kata tersebut tersirat dipikiran eva.
”Mencintai atau di cintai adalah fitrah kita sebagai hambaNya. Ira, itu sebuah karunia yang besar jika rasa cinta yang kita miliki karena Allah, itulah cinta yang hakiki” Bulir air mata Yusra masih menetes. Ia takut, perasaan ini dapat melalaikan dan memalingkannya dari Allah. Ia kuatir perasaan yang timbul hanyalah sebuah kepalsuan, Perasaan ini bohong, ia mencintai seorang yang belum ia kenal, seorang yang tidak menjadi impiannya selama ini. Keinginannya untuk memiliki pendamping hidup, seorang pria yang soleh, yang dapat mengayomi, dapat mengingatkan ketika salah dan dapat diingatkan ketika ia lalai.
Sedangkan perasaan yang timbul, membuat ia bimbang. Ira tertarik pada pria yang dikenal kurang baik, teman – temannya memiliki sifat kurang terpuji, suka minum-minum, suka ngocol (melucu), pemakai (Narkoba).
Memang benar, jika kita ingin melihat seseorang lihatlah sahabatnya. Tapi, apakah kita bisa memastikan bahwa dia seperti mereka?. Perasaan Yusra berkecamuk, ini yang sangat dikuatirkannya. Kenapa ia sampai dapat mencintai pria tersebut? Siapa dia?
“Siapa dia?” eva bertanya dan Yusra terdiam sejenak. Ia tak mau menjawab. “Sekarang atau nanti itu terserah Ira yang penting telaah dulu siapa dia. Sekedar mengingatkan, cinta tak memandang bentuk tapi rasa. Rasa yang timbul dalam hati karena getaran - getaran magnetis berasal dari pandangan akan sesuatu yang membuat kita kagum, merasa nyaman, dan terlindungi. Perasaan ini dari hati”.
Minggu pagi, pengajian yang rutin dilaksanakan di Mesjid telah selesai. Yusra mulai berkemas untuk segera pulang kerumah. Ia menunggu angkutan kota yang menuju kediamannya. Taaruf, inti dari pengajian hari ini. Dan seorang wanita punya hak untuk mengetahui lebih banyak siapa calon pasangannya begitu juga dengan seorang pria. Pertemuan ini harus ada orang ketiga yang dapat dipercaya atau seorang muhrim.
Aku mencoba untuk bersabar, dua minggu setelah janjian untuk bertemu dirumah Eva, jam 20.15 aku sampai dan menyampaikan maksud hatiku kepada Yusra, dan ia mau membantuku. Insya Allah berhasil. Tiga hari kemudian, aku bertanya kepada Eva melalui telepon. Pembicaraan kami adalah seputar kemungkinan untuk dapat memiliki Yusra, awalnya ia mengatakan siap jika ditolak, … dan akhir cerita ia juga bertanya apakah juga telah siap jika diterima? Insya Allah, adalah jawabanku yang terbaik
Harapanku masih ada, melalui telpon aku membuat janji untuk bertemu dengan Eva di rumah salah seorang teman. Hari yang ditunggu tiba. telepon dari Eva tidak ada. Ke esokan harinya kucoba telpon dia dan ternyata ia tidak ada dirumah sedang keluar tempat teman. Dan hari ini, setelah nasehat yang diberikan orangtuaku aku binggung, apakah aku harus memperjuangankan cintaku pada Yusra yang notaben kecil kemungkianan, atau kuputuskan untuk menikahi pilihan orangtuaku? Atau tidak kedua – duanya?
Aku berubah, ada semangat untuk lebih dekat padaNya. Wanita tanpa kata, hanya sikap yang membuat aku ingin memilikinya, seorang wanita yang begitu sepesial untukku. Terima kasih ya Allah, masih ada yang terbaik untuk ku. DAn dia Adalah istriku sekarang